So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you'll finally see the truth
That a hero lies in you
Suara tinggi Mariah dengan merdunya menyanyikan our theme song of the day. Lagu yang liriknya ditulis diatas, berjudul Hero. Banyak kata-kata inspiring yang dapat kita petik dari lagu tersebut. Aku memang penggemar lagu yang berlirik optimistis, because a sad song will make us worse. Walaupun gitu, lagu sedih enak kok, cuma untuk sekedar dinikmati aja, bukan dihayati. Nah, sebelum aku kebur direkrut buat jadi sales promotion boy-nya DISC TARRA karena kebanyakan ngomongin musik, mendingan kita back to topic aja dulu deh.
****
"That a hero lies in you"
Benarkah? Aku sendiri nggak yakin pas pertama kali mendengar konsep ini. Tapi lama kelamaan, setelah pikiranku makin mendalam dan juga makin terbuka pada konsep yang belum pernah terpikirkan, aku jadi sadar, bahwa kita semua adalah pahlawan.
Nggak usah harus masuk ke dalam komik atau bungkus sabun batangan. Nggak usah tinggal di stunt city. Nggak usah perlu seremonial besar-besaran untuk merayakan kemenangan. Nggak perlu lagu untuk selalu dikenang. Yang memang kita perlukan untuk menjadi seorang pahlawan adalah.... keberanian. Dan tanpa kita sadari, di hidup kita yang sempit ini, kita juga pasti pernah menjadi seorang pahlawan.
Kita nggak usah memakai celdam di luar supaya bisa terbang. Kita juga nggak usah pura-pura memakai alis palsu sepanjang 5cm hanya untuk membuat orang tunduk. Nggak usah punya kantong ajaib dari abad 22 (walau kata orang, aku mirip doraemon lho!). Hanya dengan keinginan untuk berubah, beda, -menggebrak! Dan kita akan menjadi pahlawan.
Bayangkan seseorang yang bekerja keras tiap hari. Menyusuri jalan-jalan besar yang mengintimidasi, penuh debu. Melakukan sesuatu demi sebuah kota yang sudah tak lagi bernafas lega, tanpa diberi imbalan. Memungut sampah satu-satu dengan kesabaran. Apakah dia tidak dapat disebut pahlawan?
Bayangkan seseorang yang mengajari siswa badung tiap harinya hingga mereka berilmu. Tanpa mendapat sesuatu imbalan yang dikira pantas untuk sekedar hidup. Apakah dia tidak dapat disebut pahlawan?
Bayangkan seseorang yang akan selalu ada di sisi kamu apabila kamu jatuh, membawamu terbang dengan sayapnya yang rapuh, menyapukan senyum saat kamu menangis, dan ikut tertawa bersamamu jika kau gembira. Apakah dia tidak dapat disebut pahlawan?
Bayangkan dirimu. Ya, kamu. Anda. Yang sekarang menatap monitor dan membaca jurnal bodoh ini. Bayangkan kamu melakukan suatu kebaikan. Demi kamu sendiri. Demi orang lain. Dan kamu ikhlas melakukan itu. Apakah kamu masih bukan pahlawan?
Membuat orang lain tersenyum adalah tindakan yang heroik. Tidak cuma dengan menahan bola dunia raksasa yang nggelundung aja, baru kita disebut pahlawan. Tapi, dengan membuat sesuatu yang baik (tentunya) tanpa rasa pamrih, kamu sudah resmi menjadi pahlawan.
Walaupun aku bukanlah pahlawan yang berparas tampan *SID banget*, aku tetap ingin memberikan hormatku pada seluruh pahlawan di luar sana. Pada para ibu yang sedang mengurus anaknya. Pada para ayah yang rela bekerja. Pada semua sumber kebaikan dan cahaya yang mebuat bumi masih terang setiap harinya. Terima kasih. Terima kasih untuk telah rela menjadi pahlawan.
Tanpa sadar, selama ini kita sudah hidup di dunia yang penuh dengan superhero, yang memakai underwear di dalam.
Selamat Hari Pahlawan.
10 November 2006.
gile.. lo beneran masih smp?
*malu ama diri sendiri*