Tuhan tolonglah sampaikan
sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah
betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan
ku mampu penuhi maumu
Hari ini lagi-lagi aku buat Papi kecewa.
Seperti biasa, kubuatnya menunggu. Padahal bukan maksudku untuk membuatnya menunggu. Ini sudah serius, karena sudah berkali-kali aku melakukan hal ini padanya. Termasuk juga pada supirku, kakakku, dan semua orang yang pernah menjemput aku. Mereka pasti tahu kebiasaan burukku ini:
nyangkut di ruang Pema. Tapi hari ini ada yang beda.
Ya, hari ini beda.
Aku selalu lupa bahwa setiap tangal 16 November beliau
ulang tahun. Entah mengapa. Hari inipun aku baru tersadar saat sarapan pagi, dimana ia sedang menerima telepon ucapan selamat dari ayahnya sendiri (kakekku). Tak lama kemudian, dengan buru-buru aku mengucapkan selamat. Tapi aku mengucapkan selamat seperti layaknya aku kerabat jauhnya, bukan anaknya. Hambar. Klise.
Sebenarnya ada sesuatu yang jauh lebih ingin kusampaikan, dibandingkan ucapan basi itu. Aku tak tahu lagi harus berkata apa. Semua rasa sudah tercampur mencadi sebuah perasaan yang baur. Lama kelamaan aku jadi tak tahu apa yang harus aku sampaikan lagi.
Berhubung supir kami sedang mengantar istrinya operasi kanker, Papi harus mengantar kami pagi ini. Kami berangkat. Berada dalam hening selama hampir satu jam perjalanan. Aku sampai. Sekolah berlalu dengan membosankan! Istirahat yang ditunggu malah dipakai ulangan susulan, yang aku yakin nilainya di bawah SKBM. Sampai akhirnya aku pulang, berada satu mobil dengannnya selama hampir satu jam (lagi), tapi tetap saja aku tak tahu apa yang akan aku katakan. Sampai akhirnya kuambil keputusan.
Aku harus menuliskannya di Blog!Ya! Ide yang pintar, Iyo! Blog adalah media yang terbaik untuk menyampaikan kado secara non-verbal. Menyampaikan ucapan secara tulisan. Sampai akhirnya aku membuka jendela Blogger dan.... menulis tulisan ini.
Oh iya, sebelumnya aku sempat kebingungan. Gambar apa ya, yang kira-kira cocok untuk jadi pelengkap tulisan ini? Lalu aku berusaha mencari seluruh koleksi foto kami, dan tak menemukan satupun fotoku dan fotonya. Hingga aku sempat bimbang dan tak meneruskan tulisan ini lagi. Tapi akhirnya, di salah satu foto liburan, kutemukan foto di atas. Blur, over-exposure, dan masih banyak lagi kekurangan foto tersebut. Tapi aku mengakalinya. Hingga terciptalah sebuah gambar yang manis untuk melengkapi tulisan ini.
Dan akhirnya, pada pukul setengah sebelas malam, Si Iyo menuliskan ucapan selamatnya.
****
Papi...
Selamat Ulang Tahun ya!
Aku sadar kalau selama ini aku belum cukup baik.
Aku belum cukup membuat Papi bangga.
Malah kadang aku bertingkah semauku.
Dan aku sadar, pih.
Kalau aku memang menjengkelkan.
Aku juga sering bikin Papi sakit hati.
Ya kan?
Pernah terjadi masalah antara kita.
Tapi akhirnya kau mengatasinya dengan bijaksana.
Dan sejak itu aku mendapat pelajaran.
Bahwa manusia tidak sempurna.
Termasuk aku.
Termasuk engkau, ayahku.
Dan kita lebih baik jika kita saling maklum.
Papi...
Thanks ya, udah menjadi teman bicara yang menyenangkan.
Entah di pagi cerah atau di malam yang dingin.
Dialog kita semua akan selalu kusimpan.
Sebagai bekal untuk masa depanku nanti.
Terima kasih juga atas nasihat hidupnya.
Terima kasih atas dukungannya.
Terima kasih telah menjadi pembaca aktif jurnalku.
Pemerhati tulisanku.
Pemuji puisiku.
Dan sebagai pelindung yang luar biasa.
Sebagai ayah yang baik dan penyayang.
Papi...
Aku senaaaaaaaaaaaaang banget waktu Papi mau berhenti ngerokok.
Itu atas saranku lho!
Karena Papi harus sadar, you're almost 50!
Itu artinya jatah hidup Papi berkurang.
Walau pengalaman bertambah.
Maka itu, pergunakanlah dengan baik, ya?
Jangan lupa jaga kesehatan.
Makan yang baik. Tidur yang cukup. Rajin olahraga.
Supaya fisik papi nggak cepet capek dan kena penyakit.
Belum lagi kontrol tingkah laku.
Harus pinter-pinter mengolah energi positif dan negatif.
Harus pinter-pinter menjaga emosi.
Papi kan nggak mau kalau DarTing-nya kambuh lagi kan?
Yang terakhir, jangan lupa sama yang Di Atas.
Karena Dia pusat segalanya.
Dia sumber hidup kita.
Maka itu, lebih sering lagi berdoa dan ibadah.
Kalau mau kita juga bisa melakukannya barengan kok. Hehehe.
Pih, bukan maksud aku mau nasehati.
Cuma mengingatkan aja.
Apalagi kita Muslim, yang harus saling mengingatkan.
Dan hari ini kan spesial buat Papi.
Jadi aku pikir saat ini pas untuk menyampaikannya.
Oh iya, pap.
Kenapa papi gak bikin blog juga?
Kalau Papi bikin, dijamin aku bakal jadi orang yang paling pertama komentar. Hohoho.
Pokoknya....
Selamat Ulang Tahun yang ke-49, Papi.
Semoga Papi selalu diberi kesehatan.
Dan sisa umur yang barokah.
Amiin.
With love,
Iyo.